revisednews – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penguatan signifikan pada perdagangan Senin, 1 Oktober 2025. Kinerja positif ini menjadi angin segar bagi para investor yang sempat cemas dengan tekanan global dan gejolak pasar dalam beberapa pekan terakhir.
IHSG ditutup menguat 1,35% ke level 7.420 setelah sepanjang hari bergerak stabil di zona hijau. Kenaikan ini didorong oleh sentimen eksternal yang membaik serta lonjakan harga komoditas global yang ikut mendongkrak kinerja saham-saham berbasis sumber daya alam, termasuk sektor pertambangan dan energi.
Sejumlah saham unggulan mengalami kenaikan tajam, dengan Barito Pacific (BRPT) dan Aneka Tambang (ANTM) mencuri perhatian berkat lonjakan harga dan volume transaksi yang tinggi.
1. Dorongan Sentimen Global dan Regional
Penguatan IHSG tak lepas dari faktor eksternal yang cukup mendukung. Pasar global menunjukkan perbaikan setelah rilis data inflasi Amerika Serikat yang berada di bawah ekspektasi, memperkuat spekulasi bahwa The Fed mungkin menahan suku bunga pada level saat ini hingga akhir tahun.
Di kawasan Asia, mayoritas bursa saham regional juga ditutup menguat, termasuk indeks Nikkei Jepang dan Hang Seng Hong Kong. Kinerja positif ini menular ke pasar domestik dan memberikan kepercayaan diri tambahan bagi pelaku pasar untuk kembali masuk ke aset berisiko.
Investor asing tercatat melakukan net buy sebesar Rp380 miliar di pasar reguler, menandakan minat yang kembali tumbuh terhadap pasar saham Indonesia.
2. Saham BRPT Melonjak Berkat Optimisme Proyek Petrokimia
Saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mencatat lonjakan signifikan sebesar 11,4% ke posisi Rp1.440 per saham. Lonjakan ini terjadi setelah manajemen perusahaan mengumumkan progres positif proyek petrokimia skala besar yang dikerjakan anak usahanya, PT Chandra Asri Petrochemical.
Selain itu, ekspektasi peningkatan permintaan bahan baku plastik dan kimia dasar di kawasan Asia Tenggara turut menjadi pendorong minat investor. Volume transaksi BRPT juga melonjak, menunjukkan antusiasme tinggi dari investor institusi dan ritel.
3. Harga Nikel Naik, ANTM Ikut Terbang
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga mengalami kenaikan tajam sebesar 8,2% dan ditutup di level Rp2.220. Kinerja saham emiten tambang pelat merah ini terdorong oleh reli harga nikel dunia yang kembali menyentuh level tertinggi dalam dua bulan terakhir.
Kenaikan harga nikel disebabkan oleh berkurangnya pasokan dari Filipina dan spekulasi bahwa permintaan baterai kendaraan listrik akan meningkat pada kuartal akhir tahun ini. ANTM sebagai produsen nikel terbesar milik negara menjadi salah satu saham yang diuntungkan dari kondisi tersebut.
Investor juga merespons positif kabar bahwa pemerintah akan mempercepat proyek hilirisasi mineral, yang selama ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang ANTM.
4. Sektor Energi dan Perbankan Juga Ikut Menyumbang Kenaikan
Tidak hanya sektor tambang, saham-saham energi dan perbankan juga berkontribusi terhadap penguatan IHSG. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menguat 4,1%, didorong oleh kenaikan harga minyak mentah yang kembali stabil di atas US$90 per barel.
Sementara itu, saham perbankan seperti BBRI dan BMRI mengalami penguatan masing-masing sebesar 1,5% dan 1,2%. Kinerja emiten bank besar tetap solid di tengah suku bunga tinggi, dengan pertumbuhan kredit yang masih stabil serta kualitas aset yang terjaga.
Investor juga menaruh harapan terhadap rilis laporan keuangan kuartal III yang diprediksi tetap positif, terutama dari sektor perbankan dan energi.
5. Proyeksi Pasar: Potensi Rally Berlanjut atau Koreksi Teknis?
Meski penguatan IHSG patut diapresiasi, para analis pasar menilai bahwa potensi koreksi teknikal tetap terbuka dalam beberapa hari ke depan. Secara teknikal, level resistance IHSG berada di kisaran 7.450 hingga 7.500, sementara support jangka pendek berada di 7.300.
Jika sentimen global tetap kondusif dan investor asing melanjutkan aksi beli, ada kemungkinan IHSG akan menguji level tertingginya tahun ini. Namun demikian, pelaku pasar tetap disarankan berhati-hati, terutama menjelang rilis data ekonomi domestik seperti inflasi dan cadangan devisa pada pekan ini.
Bagi investor ritel, momentum seperti ini dapat dimanfaatkan untuk akumulasi bertahap, khususnya pada saham-saham berbasis komoditas dan sektor perbankan yang menunjukkan tren penguatan kuat secara fundamental dan teknikal.
