Israel Terus Gempur Gaza Meski Trump Serukan Gencatan Senjata

Internasional

revisednews – Konflik di Gaza kembali memanas, dengan pasukan Israel melancarkan serangan udara dan artileri yang intens di Kota Gaza pada Sabtu (4/10), meskipun Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyerukan penghentian serangan setelah Hamas menyetujui kesepakatan gencatan senjata. Serangan ini mengakibatkan kehancuran besar di wilayah tersebut, termasuk penghancuran puluhan rumah.

Serangan Berlanjut Meski Ada Seruan Gencatan Senjata

Menurut Badan Pertahanan Sipil Gaza, pasukan Israel melancarkan puluhan serangan udara dan artileri pada malam tersebut. Mahmud Bassal, juru bicara badan tersebut, mengungkapkan bahwa serangan terus berlanjut meskipun seruan dari Trump untuk menghentikan gempuran. “Ini malam yang sangat keras, di mana pasukan Israel melancarkan puluhan serangan udara dan artileri di Gaza, meskipun Presiden Trump telah meminta penghentian gempuran,” ujar Bassal.

Kehancuran dan Korban Jiwa

Serangan udara terbaru ini menyebabkan 20 rumah hancur di Kota Gaza. Rumah Sakit Baptis di Gaza mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima para korban akibat serangan terhadap sebuah rumah di kawasan Tuffah, di mana empat orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka.

Selain itu, Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, Gaza, juga melaporkan bahwa dua anak tewas dan delapan orang lainnya luka-luka akibat serangan drone yang menghantam sebuah tenda di kamp pengungsian Gaza.

Rencana Perdamaian Trump dan Reaksi Hamas

Pada minggu ini, Donald Trump bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengajukan sebuah rencana perdamaian yang menyerukan gencatan senjata, pembebasan sandera dalam waktu 72 jam, serta perlucutan senjata Hamas. Selain itu, rencana ini juga mencakup penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Gaza.

Namun, Hamas menanggapi rencana tersebut dengan hati-hati. Pada Jumat (3/10), Hamas mengonfirmasi bahwa mereka siap untuk membebaskan sandera yang ditahan di Gaza berdasarkan kesepakatan yang diajukan Trump. Namun, mereka menginginkan negosiasi lebih lanjut mengenai detail dari rencana tersebut, serta hak untuk menentukan masa depan wilayah Palestina.

Ketegangan yang Terus Memanas

Serangan Israel dan respon dari Hamas menunjukkan ketegangan yang terus memanas di Gaza. Meski ada seruan dari berbagai pihak, termasuk Trump, untuk meredakan kekerasan, situasi di lapangan masih sangat genting. Hamas menegaskan bahwa hak untuk menentukan masa depan Palestina harus tetap berada di tangan mereka, yang bisa mempengaruhi jalannya perundingan lebih lanjut.

Kekerasan ini terus berlanjut, menambah penderitaan rakyat Gaza yang sudah lama terperangkap dalam konflik. Pemerintah Israel pun tetap pada posisi mereka, sementara upaya diplomatik yang dipimpin Amerika Serikat masih menghadapi hambatan yang besar.