revisednews.com Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Korea Lee Jae Myung di sela pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi APEC.
Pertemuan digelar di Hwabaek International Convention Center (HICO), Gyeongju, dan menjadi salah satu momen penting dalam diplomasi luar negeri Indonesia.
Keduanya membahas berbagai peluang kerja sama strategis di bidang ekonomi, investasi, pertahanan, teknologi, dan kebudayaan.
Pertemuan ini menunjukkan tekad kedua negara untuk memperkuat hubungan bilateral yang telah terjalin selama puluhan tahun.
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan APEC yang berlangsung lancar dan efisien.
Ia menilai kepemimpinan Presiden Lee mampu menghadirkan forum yang produktif dan penuh makna bagi kawasan Asia Pasifik.
“Saya ingin mengucapkan selamat atas kepemimpinan Anda di APEC. Acara ini diselenggarakan dengan sangat baik dan tepat waktu hingga hitungan menit,” ujar Presiden Prabowo dalam suasana hangat.
Apresiasi dan Suasana Kekeluargaan
Presiden Prabowo juga menyampaikan rasa terima kasih atas jamuan makan malam yang diadakan oleh pihak tuan rumah.
Ia menyebut bahwa acara tersebut bukan hanya sekadar jamuan resmi, tetapi juga mencerminkan kehangatan budaya Korea yang dikenal di seluruh dunia.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih atas jamuan makan malam yang luar biasa. Musik dan tarian kalian memukau. Anak-anak muda Indonesia sangat menggemari K-Pop,” ucap Prabowo sambil tersenyum.
Ungkapan itu disambut tawa ramah oleh Presiden Lee.
Keduanya terlihat akrab dan beberapa kali tertawa bersama saat berbincang ringan mengenai budaya populer yang mempererat hubungan masyarakat kedua negara.
Pertemuan tersebut juga memperlihatkan pendekatan diplomasi personal yang dibangun Presiden Prabowo.
Ia menekankan pentingnya hubungan antarmanusia sebagai fondasi kerja sama antarnegara.
Pesan dari Presiden Korea Lee Jae Myung
Presiden Lee Jae Myung menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran Presiden Prabowo di Korea.
Ia menyebut pertemuan tersebut sebagai kesempatan penting untuk memperkuat hubungan bilateral di tengah situasi global yang penuh tantangan.
“Saat ini kita hidup dalam lingkungan keamanan yang tidak stabil. Karena itu, saya ingin mendengar kebijaksanaan Anda, Bapak Presiden, untuk memperkuat kerja sama kami,” ujar Lee dengan nada serius namun bersahabat.
Presiden Lee juga memuji kepemimpinan Prabowo di tahun pertamanya menjabat sebagai kepala negara Indonesia.
Ia menilai Indonesia memiliki peran strategis di Asia Tenggara dan menjadi mitra penting dalam menjaga stabilitas kawasan.
Menurut Lee, kemitraan antara Indonesia dan Korea Selatan perlu diperluas tidak hanya pada bidang ekonomi, tetapi juga pada inovasi teknologi, transisi energi bersih, dan ketahanan pangan.
Korea, kata Lee, siap memperdalam kerja sama di sektor pertahanan dan pendidikan sebagai bagian dari hubungan jangka panjang kedua negara.
Rencana Kunjungan Kenegaraan dan Kerja Sama Ekonomi
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Lee mengungkapkan harapan agar Presiden Prabowo dapat melakukan kunjungan kenegaraan resmi ke Korea Selatan dalam waktu dekat.
Kunjungan tersebut sebelumnya sempat tertunda karena kesibukan jadwal internasional.
“Saya yakin masyarakat Korea akan menyambut Anda dengan sepenuh hati,” ujar Lee penuh optimisme.
Pernyataan itu disambut hangat oleh Prabowo yang menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat kemitraan strategis dengan Seoul.
Prabowo juga menyoroti pentingnya memperluas investasi Korea di sektor industri hilirisasi Indonesia.
Ia menyebut bahwa kerja sama dalam pengembangan baterai kendaraan listrik dan energi hijau akan menjadi prioritas utama di masa depan.
“Indonesia terbuka bagi investasi yang adil dan membawa manfaat bersama,” tegasnya.
Selain ekonomi, kedua pemimpin juga menyinggung pentingnya kerja sama pertahanan.
Prabowo menyebutkan bahwa hubungan militer kedua negara sudah lama terjalin, terutama dalam pengadaan alat utama sistem pertahanan dan pelatihan militer bersama.
Ia berharap sinergi ini dapat diperkuat dengan transfer teknologi dan produksi bersama di masa depan.
Delegasi Indonesia dan Komitmen Lanjutan
Dalam pertemuan bilateral ini, Presiden Prabowo didampingi sejumlah menteri.
Mereka antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani, serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Kehadiran para pejabat tersebut memperlihatkan bahwa pertemuan ini tidak sekadar simbol diplomasi, tetapi bagian dari agenda nyata untuk memperkuat hubungan strategis kedua negara.
Delegasi Indonesia juga berdiskusi dengan perwakilan Korea mengenai pengembangan kawasan industri baru, riset energi terbarukan, serta peningkatan kapasitas SDM di bidang teknologi informasi.
Kerja sama pendidikan dan pertukaran pelajar turut menjadi topik penting dalam pembahasan, mengingat minat tinggi mahasiswa Indonesia untuk belajar di Korea Selatan.
Simbol Diplomasi Baru Asia
Pertemuan antara Presiden Prabowo dan Presiden Lee Jae Myung di sela KTT APEC menjadi simbol diplomasi aktif dan terbuka yang dijalankan Indonesia.
Kedua pemimpin menampilkan gaya komunikasi yang hangat, modern, dan berorientasi pada hasil konkret.
Langkah ini sejalan dengan visi Indonesia untuk memperkuat peran di tingkat global dan menjaga keseimbangan hubungan antarnegara di kawasan Asia Pasifik.
Melalui pendekatan pragmatis dan kolaboratif, Prabowo berusaha menempatkan Indonesia sebagai jembatan antara kekuatan ekonomi besar Asia Timur dan Asia Tenggara.
Pertemuan bilateral ini menandai awal dari era baru hubungan Indonesia–Korea Selatan.
Keduanya sepakat untuk terus menjaga komunikasi yang erat dan melanjutkan pembahasan kerja sama di berbagai bidang strategis.
Kesimpulan
Pertemuan singkat namun bermakna antara Presiden Prabowo dan Presiden Lee Jae Myung memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.
Di tengah perubahan geopolitik dunia, kerja sama antarnegara Asia menjadi kunci bagi stabilitas dan kemakmuran regional.
Dengan semangat persahabatan, kedua pemimpin menegaskan bahwa hubungan Indonesia dan Korea bukan sekadar kemitraan ekonomi, tetapi juga hubungan strategis berbasis kepercayaan dan saling menghormati.
Langkah kecil di sela forum APEC ini menjadi simbol besar bahwa diplomasi Asia kini melangkah menuju masa depan yang lebih solid, seimbang, dan bersahabat.

Cek Juga Artikel Dari Platform ketapangnews.web.id
