Mengapa Harga Meme Coin JELLYJELLY Meroket 226% di Tengah Koreksi Pasar Kripto?

Nasional

revisednews.com Pasar kripto global sedang lesu. Sebagian besar aset digital utama seperti Bitcoin dan Ethereum justru mengalami penurunan harga. Namun, di tengah suasana suram ini, muncul satu nama yang mencuri perhatian komunitas kripto global: Jelly-My-Jelly (JELLYJELLY).

Dalam waktu kurang dari sehari, harga token ini melonjak hingga 226%. Lonjakan drastis tersebut menjadi anomali di tengah penurunan pasar secara keseluruhan sebesar 3,5%. Tidak heran jika JELLYJELLY mendadak viral di berbagai platform seperti X (Twitter), Telegram, hingga Discord komunitas kripto internasional.

Kenaikan ini bukan hanya mencolok, tapi juga mengundang tanda tanya besar. Apa sebenarnya yang mendorong lonjakan ini, dan seberapa berisiko bagi investor baru yang mulai tergoda untuk ikut masuk?


Data Pasar: Volume Meledak, Kapitalisasi Naik Tajam

Menurut data agregator pasar, kapitalisasi JELLYJELLY kini mencapai US$187 juta. Volume perdagangannya dalam 24 jam melonjak hingga US$264 juta, naik lebih dari 321% dibandingkan hari sebelumnya.

Rasio turnover atau perputaran transaksi mencapai 1,42, yang menandakan aktivitas jual beli sangat tinggi. Dengan likuiditas pasar yang masih relatif tipis, pergerakan harga token ini menjadi sangat mudah dipengaruhi oleh transaksi besar dari investor bermodal besar, atau yang dikenal sebagai whale.

Kondisi seperti ini sering kali menciptakan pola harga ekstrem: naik sangat cepat, lalu berpotensi jatuh dengan kecepatan yang sama.


Kombinasi Spekulasi dan Sentimen Media

Lonjakan JELLYJELLY bukanlah kejadian acak. Terdapat kombinasi antara spekulasi agresif, likuiditas rendah, dan sinyal teknikal positif yang memicu reli mendadak.

Di sisi teknikal, grafik harga menunjukkan pola breakout dari level resistance penting pada kisaran US$0,006. Begitu level tersebut tertembus, volume beli meningkat pesat karena banyak trader bot dan algoritmik yang mengeksekusi order otomatis.

Selain itu, sentimen media sosial memainkan peran besar. Dalam beberapa hari terakhir, kata kunci “$JELLY” menjadi trending di berbagai forum kripto seperti CoinMarketCap Community dan DEXTools. Banyak influencer kripto membuat konten yang menyoroti “potensi 100x” dari token ini, yang memicu efek bola salju di kalangan investor ritel.

Namun, sebagian besar analis memperingatkan bahwa kenaikan yang didorong oleh euforia semacam ini biasanya tidak bertahan lama. Begitu volume mulai menurun, harga bisa anjlok dengan cepat karena tekanan jual dari para trader jangka pendek.


Pelajaran dari Lonjakan Serupa

Fenomena seperti JELLYJELLY bukanlah hal baru di dunia aset digital. Beberapa bulan lalu, token dengan tema serupa seperti PEPE, DOGECOIN, dan SHIBARIUM juga mengalami reli besar karena efek komunitas.

Namun, sejarah menunjukkan bahwa sebagian besar token semacam ini akhirnya terkoreksi tajam setelah mencapai puncak. Sebab, fundamental proyek tidak cukup kuat untuk menopang valuasi tinggi dalam jangka panjang.

Dalam kasus JELLYJELLY, tidak banyak informasi yang tersedia tentang tim pengembang atau roadmap proyeknya. Situs resminya hanya menampilkan tagline “Just Hold Your Jelly,” tanpa penjelasan mendalam soal utilitas atau rencana pengembangan ekosistem.

Para analis di komunitas DEX Tools menyebut fenomena ini sebagai “liquidity trap”, yaitu kondisi di mana volume tinggi hanya terlihat di permukaan, padahal sebagian besar berasal dari transaksi internal antar dompet besar.


Jejak Whale dan Risiko Likuiditas

Salah satu indikator yang menarik perhatian adalah inflow dan outflow besar di bursa terdesentralisasi (DEX). Dalam 12 jam terakhir, terdapat peningkatan besar pada jumlah token JELLYJELLY yang masuk ke bursa. Ini bisa menjadi tanda bahwa pemegang besar sedang bersiap menjual sebagian kepemilikan mereka.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah open interest di pasar derivatif yang meningkat hingga 45%. Peningkatan ini menunjukkan banyak trader mulai membuka posisi leverage, baik long maupun short.

Masalahnya, dengan likuiditas rendah, pergerakan harga bisa sangat liar. Satu transaksi besar saja bisa memicu likuidasi beruntun, yang mempercepat volatilitas pasar. Dalam kasus token lain, seperti saat crash PEPE, banyak trader mengalami kerugian besar hanya karena pergerakan kecil yang tidak mereka antisipasi.


Kilas Balik Eksploitasi di Masa Lalu

Beberapa waktu lalu, JELLYJELLY sempat menjadi korban eksploitasi di platform Hyperliquid. Kala itu, seorang whale memanfaatkan order book yang dangkal untuk menggerakkan harga secara ekstrem. Akibatnya, kolam likuiditas di bursa Phemex mengalami kerugian hingga US$12 juta.

Peristiwa tersebut menjadi pengingat bahwa keamanan dan kedalaman pasar masih menjadi titik lemah bagi token dengan kapitalisasi menengah ke bawah. Tanpa likuiditas kuat dan pengawasan yang memadai, risiko manipulasi tetap tinggi.

Meskipun pengembang telah berjanji memperbaiki sistem dan memperluas kemitraan, belum ada audit independen yang memastikan keamanan jaringan maupun transparansi kontrak pintar (smart contract) mereka.


Apakah Kenaikan Ini Akan Berlanjut?

Bagi investor yang baru masuk, euforia seperti ini bisa menyesatkan. Sinyal teknikal memang masih menunjukkan momentum positif, namun beberapa indikator on-chain sudah memperlihatkan tanda jenuh beli (overbought).

Jika inflow ke bursa berlanjut tanpa dukungan volume organik, ada kemungkinan harga akan terkoreksi tajam dalam waktu dekat. Para analis merekomendasikan agar trader tidak menggunakan leverage tinggi pada aset seperti JELLYJELLY dan selalu menetapkan batas risiko.

Beberapa komunitas menyarankan untuk menunggu konfirmasi dari data on-chain sebelum mengambil keputusan investasi jangka pendek.


Kesimpulan: Euforia Tinggi, Risiko Pun Sama Besarnya

Lonjakan 226% yang dialami JELLYJELLY memang mengesankan, tetapi perlu diingat bahwa pergerakan seperti ini sering kali didorong oleh spekulasi, bukan fundamental.

Pasar kripto dikenal tidak stabil, dan token dengan likuiditas rendah sangat rentan terhadap manipulasi harga. Bagi investor yang ingin terlibat, penting untuk memahami risiko, memantau pergerakan whale, dan tidak terbawa arus hype media sosial.

Singkatnya, JELLYJELLY saat ini adalah cerminan sisi spekulatif dari pasar kripto — cepat naik, cepat pula turun. Bagi sebagian trader, ini peluang. Namun bagi investor jangka panjang, kewaspadaan tetap harus menjadi prioritas utama.

Cek Juga Artikel Dari Platform musicpromote.online